KENDARA.ID – Sudah dirumorkan akan dimunculkan sejak akhir 2017, Nissan Livina berbodi Xpander ini akhirnya diluncurkan juga di Djakarta Theater, Jakarta Pusat pada 19 Februari 2019. Sebelum diluncurkan, satu-satunya penampakan yang diketahui publik adalah keberadaan Livina oranye di jalan tol yang tertampak kamera. Sebelum itu, kita semua cukup buta dengan bentuknya.
Lahirnya Nissan Livina berbasis Xpander ini didasari oleh terbentuknya aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi yang diawali dengan pembelian saham Mitsubishi sebesar 34% oleh Nissan pada Oktober 2016. Dengan aliansi ini, ketiga produsen tersebut dapat berbagi fasilitas pabrik, platform dan komponen.
Dari situlah, dapat terjalin kerjasama mereka berdua di Indonesia sehingga Nissan Livina ini juga diproduksi di fasilitas MMKI di Cikarang. Karena Livina dan Xpander kedua mobil yang lebih banyak persamaannya dari perbedaannya, disini kami akan lebih mengulas hal yang baru atau berbeda dibandingkan Xpander.
Dari luar, kita mulai dulu dari bagian depan. Sekilas pandang, bentuk depannya memiliki konsep yang mirip yaitu lampu sipit yang berfungsi sebagai lampu senja diatas, lampu sein dan lampu besar di tengah dan foglamp dibawah. Tapi, Livina punya bentuk gril V-Motion yang menggantikan Dynamic Shield-nya Mitsubishi, lampu sipit model baru, lampu besar yang posisinya lebih rendah dan foglamp kotak. Apabila lampu sipit Xpander hanya memiliki fungsi sebagai lampu senja, lampu sipit Livina memiliki dua fungsi yaitu DRL dan lampu senja. Livina juga terlihat lebih sopan halus dengan tiadanya underguard dengan empat lubang seperti Xpander.
Kap mesinnya secara kasat mata tidak memiliki perbedaan yang signifikan, namun Livina menggunakan kap mesin baru yang lebih flat tanpa adanya lekukan diatas gril. Beranjak ke samping, fender Livina dibuat lebih kalem dengan lekukan kurva yang cenderung lebih mengikuti bentuk spakbor, sedangkan Xpander lekukannya lebih mengotak dan tegas. Di Livina, ada garis lekukan yang memanjang dari lampu sipit ke arah jendela.
Beranjak ke bagian pintu, sebenarnya bentuk lekukan pintu Xpander dan Livina berbeda. Apabila lekukan garis bahu di bagian pintu depan pada Xpander ujungnya menekuk ke bawah, Livina hanya lurus dan lebih pendek. Kenyataannya, ini merupakan salah satu bagian dari bahasa desain Mitsubishi karena lekukan ini ada juga di Mitsubishi Eclipse Cross. Bisa jadi untuk menjauh dari anggapan tersebut, garis bahu di Livina dibedakan.
Beranjak ke bagian belakang, apabila kurang jeli anda akan kesulitan menemukan perbedaannya. Pintu bagasi Livina berbeda dengan Xpander, dimana di Xpander ada guratan ala Dynamic Shield, di Livina lekukan tersebut hilang digantikan dengan versi mereka sendiri. Lalu bumper juga berbeda, desain bumper Livina dihiasi semacam diffuser warna silver yang terbelah dua. Pola lampu belakang Livina berbeda dengan Xpander. Disebut-sebut terinspirasi dari X-Trail facelift, garis-garis LED-nya lebih tebal dan polanya seperti simbol > <.
Masuk ke bagian dalam, sebetulnya sama saja. Perbedaan terletak pada berbedaan skema warna, yang mana tiap tipe berbeda. Tipe E skema warnanya sama dengan Xpander (kecuali tipe Sport). Tipe EL dan VE punya skema warna yang lebih fresh, dengan kombinasi coklat dan hitam. Nah, tipe VL warnanya masih sama dengan Xpander Sport. Perbedaannya ada di head unit dan panel di bagian kiri dasbor. Panel tersebut di Livina tipe VE dan VL bermotif kayu hitam. Bentuk setir masih sama, kecuali sekarang ada logo Nissan-nya. Khusus tipe VL, jok sudah dilapisi kulit.
Untuk fitur dan tipenya, Nissan menyediakan lima tipe yakni E MT, EL MT, EL AT, VE AT dan VL AT. Tipe E sebagai tipe termurah dengan harga Rp 198,8 juta kelengkapannya mirip Xpander tipe GLX dengan pelek kaleng, warna interior hitam-beige, minus foglamp, head unit serta minus AC double blower. Tetap ada lampu belakang LED dan DRL. Artinya, kelengkapannya sama dengan Xpander GLX sebelum improvement. Walaupun begitu, ABS+EBD serta dual airbag tidak dibuang di tipe ini.
Kami sebetulnya kurang paham mengapa Nissan menjual tipe E ini, selain volume penjualannya akan sangat kecil, rasanya aneh melihat sebuah Nissan dengan pelek kaleng. Kami menduga, ini untuk membantu efek psikologis konsumen karena mengetahui Livina ada yang harganya dibawah Rp 200 juta.
Lanjut ke tipe atasnya, yakni tipe EL. Tipe ini mirip tipe Xpander GLS dengan pelek alloy 15 inci single tone, foglamp, warna interior hitam-coklat serta head unit 2 DIN standar lengkap dengan 4 speaker. Di tipe ini sudah tersedia AC double blower. Tipe ini dihargai Rp 223 juta untuk transmisi manual dan Rp 233 juta untuk transmisi otomatis.
Tipe VE mirip tipe Exceed dengan tambahan beberapa fitur lainnya, namun hanya tersedia dalam transmisi otomatis 4-speed. Tipe ini mendapatkan pelek 16 inci two tone, ABS+EBD+BA, VSC dan HSA namun tanpa keyless entry maupun start/stop button. Spion sudah mendapatkan fitur auto folding. Jok juga masih fabric dengan kombinasi hitam-coklat. Namun, mulai tipe ini jok supir sudah bisa diatur ketinggiannya.
Tipe VE ini sudah ada tombol pengatur audio, namun setirnya masih tanpa balutan kulit. Lalu, panel kayu gelap sudah dapat ditemukan di doortrim maupun dasbor bagian kiri. Uniknya, apabila tombol audio Xpander Exceed dan Sport tidak memiliki tombol untuk mengangkat telepon, Livina VE sudah punya. Lalu, MID-nya juga masih monokrom persis Xpander tipe Exceed. Head unit sudah monitor touchscreen 7 inci lengkap dengan Android Auto, Apple CarPlay dan Bluetooth. Power outlet ada di tiga baris. Sensor parkir dan kamera parkir juga sudah hadir di tipe ini. Livina tipe VE hanya ditawarkan dalam varian transmisi otomatis, seharga Rp 249,9 juta.
Tipe VL sudah punya spion dan handle pintu krom, keyless entry dan start/stop button, jok kulit, setir kulit, MID full color, serta speaker 6 buah. Sehingga, bisa dikatakan sebagai tipe Sport dengan tambahan jok kulit. Ada juga fitur yang sering terlewat, yakni laci atau storage tengah punya penutup model slide layaknya mobil mewah, tidak seperti tipe lain yang model angkat/congkel. Oh iya, warna interiornya full black. Seluruh tipe Livina tidak ada yang dilengkapi cruise control maupun cover mesin. Sebuah fun fact, cuma tipe VL yang punya emblem tipe di pintu belakang. Melihat dari kelengkapannya dan fenomena di Xpander sebelumnya, kami memperkirakan tipe VL yang dihargai Rp 261,9 juta ini akan menjadi tipe terlaris.
Soal mekanikal, Livina masih menggunakan mesin dan transmisi yang sama persis dengan Xpander yakni unit mesin 4A91 1.499 cc 104 PS dan 141 Nm, dipsangkan dengan transmisi manual 5-speed atau otomatis torque converter 4-speed. Hal ini dinilai oleh sejumlah orang sebagai suatu ‘kemunduran’ dari Grand Livina lama yang bertenaga 109 PS dan memiliki opsi transmisi Xtronic CVT.
Lalu, bagaimana perbandingannya dengan harga Xpander? Lebih worth mana untuk dibeli? Untuk mengetahui hal ini, tidak sesimpel menjejerkan harganya dan mengatakan harga mana yang lebih murah seperti yang dilakukan media sebelah. Harus dilakukan kajian tipe Xpander apa yang mendekati tipe Livina tertentu.
Kita mulai dengan mendata fitur mana yang semua Livina punya, tapi Xpander tidak punya. Itu adalah lampu DRL. Sebaliknya, Livina tidak punya cover mesin, sesuatu yang Xpander miliki sejak akhir tahun lalu.
Dimulai dari tipe E, yang mana setara dengan Xpander GLX. Namun, Livina E tidak memiliki AC double blower dan cover dop, hal yang sudah ada di Xpander GLX sejak improvement. Harga Livina E MT adalah Rp 198,8 juta, sementara Xpander GLX MT Rp 206,1. Selisih Rp 7,3 juta, Xpander lebih mahal.
Lalu ada tipe EL yang sepantaran dengan Xpander GLS. Bila diteliti, fiturnya benar-benar sama kecuali kedua perbedaan umum yang sudah kami sampaikan sebelumnya. Livina EL harganya Rp 223 juta untuk manual, Rp 233 juta untuk otomatis. Xpander GLS sendiri dibanderol dengan harga Rp 222,6 untuk manual (Rp 400 ribu lebih murah) dan Rp 233,6 juta untuk matik (Rp 600 ribu lebih mahal).
Beranjak ke tipe VE yang mirip tipe Exceed, perbedaannya lebih banyak. Livina VE punya kelebihan yang tidak dimiliki Xpander Exceed yaitu VSC, HSA, BA, head unit monitor 7 inch dengan Apple CarPlay dan Android Auto lengkap dengan mirorring dan bluetooth, sensor parkir, kamera parkir, tombol telepon di setir serta glossy dark wood panel (Exceed hanya punya aksen karbon silver). Livina VE AT harganya Rp 249,9 juta, sementara Xpander Exceed AT harganya Rp 240 juta, artinya Livina Rp 9,9 juta lebih mahal.
Terakhir, ada tipe VL yang dapat dibandingkan ke tipe Xpander Ultimate. Livina VL unggul di jok kulit, head unit monitor 7 inch dengan fitur lebih lengkap seperti Apple CarPlay dan Android Auto, serta sensor parkir. Namun, Livina VL kehilangan cruise control yang ada di Xpander Ultimate. Harga Livina VL AT adalah Rp 261,9 juta, sementara Xpander Ultimate AT dihargai RP 260,9 juta. Livina hanya lebih mahal Rp 1 juta disini.
Mengesampingkan preferensi desain dan warna kabin, artinya di tingkat 1 (E/GLX), itu tergantung kebutuhan anda, perlukah AC double blower? Jika iya, pilihlah Xpander GLX. Di tingkat 2 (EL/GLS), hanya beda Rp 400-600 ribu sehingga menurut kami tidak patut rasanya untuk menentukan pilihan lewat selisih harga ini. Di tingkat 3 (VE/Exceed), sebetulnya tergantung ke anda lagi, perlukah VSC dan head unit yang lebih canggih? Apabila jawabannya ya, maka Livina VE lebih cocok untuk anda. Terakhir, di tingkat 4 (VL/Ultimate) dengan selisih Rp 1 juta anda mendapatkan jok kulit, head unit lebih bagus, sensor parkir dan DRL, namun kehilangan cruise control dan cover mesin. Disini, menurut kami lebih worth ambil Livina VL karena cruise control dan cover mesin (ini pun kurang penting) dapat ditambahkan dengan harga cukup terjangkau.
Kesimpulannya, sesungguhnya Livina adalah Xpander yang dipermak sedikit dan diservis di bengkel Nissan, namun dengan mesin Mitsubishi. Untuk membandingkan keduanya, andalkan saja preferensi dan hati nurani anda, lebih terpanggil Mitsubishi atau Nissan?