KENDARA.ID – Industri otomotif di Indonesia sedang berkembang pesat, selain teknologi di kendaraan bermotor masa kini yang semakin canggih, banyak juga pabrikan otomotif yang mulai menjejakkan kaki di negara kita. Salah satunya adalah pabrikan mobil asal Korea, Hyundai.
Pada tanggal 13 Januari 2022, PT. Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengundang awak media untuk mengunjungi pabrik besar mereka yang baru saja rampung di daerah Cikarang, Jawa Barat. Pabrik tersebut berdiri diatas lahan seluas 75 hektar yang mampu memproduksi 150.000 unit mobil per tahun dan bisa diekspansi hingga 250.000 unit mobil setiap tahunnya.
Selain mengundang kami untuk melihat proses perakitan mobil di pabrik mereka, PT. HMID juga mengundang kami untuk merasakan Hyundai Creta, SUV kompak mereka yang menjadi mobil pertama Hyundai yang dirakit lokal di Indonesia.
Untungnya, kami masuk ke dalam media batch kedua yang artinya kami mendapatkan kesempatan pertama untuk merasakan Creta terbaru ini di proving ground milik PT. Hyundai Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) sebelum melihat proses perakitan dari mobil ini.
Kami mendapatkan unit tes Creta yang paling tinggi yaitu varian Prime dengan semua opsi yang tersedia. Sebagai informasi, Hyundai Creta tersedia dalam 4 varian, mulai dari Active, Trend, Style, dan Prime. Menariknya, Hyundai Indonesia menyediakan program kustomisasi kepada konsumen yang bernama My Own Creta. Konsumen bisa memilih 10 paket aksesoris dengan 9.000 kombinasi warna interior dan exterior, fitur keselamatan dan kenyamanan, dan lain-lain.
Tanpa berlama-lama, kami langsung menggeber Creta ini di test track yang memiliki sepasang trek lurus dengan panjang 500 meter. Impresi pertama kami positif, akselerasi yang dihasilkan sangat baik berkat penggerak yang mumpuni. Semua line-up Creta di Indonesia dilengkapi dengan mesin bensin 4-silinder SmartStream berkapasitas 1.500 cc yang menghasilkan tenaga 115 PS di 6,300 rpm dan torsi 143 Nm di 4,500 rpm. Tenaga tersebut disalurkan ke roda depan melalui 2 pilihan transmisi, manual 6-percepatan dan transmisi CVT yang Hyundai namakan Intelligent Variable Transmission (IVT) seperti di unit yang kami kendarai.
Kami sangat menyukai karakter dari transmisi IVT ini, karena ia bisa menggabungkan kehalusan dan keiritan khas transmisi CVT dengan kesigapan serta sensasi perpindahan gigi layaknya transmisi otomatis konvensional.
Di trek lurus Creta ini dapat melaju kencang tanpa ada kendala, sayangnya ada batas kecepatan maksimal di 80 km/jam yang membuat kami tidak bisa mengetes akselerasi dari 0 hingga 100 km/jam. Di test track milik Hyundai ini juga terdapat bebatuan yang mensimulasikan ketika mobil berjalan di jalanan yang kurang mulus, dan kami merasakan Creta ini sangat baik dalam meredam guncangan serta insulasi kabin yang senyap sehingga kami tidak terlalu mendengar suara dari kolong mobil.
Selain trek lurus, di test track milik Hyundai ini ada juga tanjakan curam yang merepresentasikan jalan pegunungan di daerah. Dengan Hill-start Assist yang dibantu oleh rem parkir elektrik dan Auto Brake Hold, start di tanjakan juga sangat mudah sehingga kami dapat melaju di tanjakan ini tanpa harus takut mobil akan merosot mundur.
Setelah keluar dari test track, kami diizinkan untuk mencoba Creta ini di jalanan umum dalam kawasan Greenland International Industrial Center (GIIC) ini. Kami merasakan interior dari Creta ini sangat nyaman untuk di kelasnya. Kami dimanjakan oleh audio dari BOSE Premium sebanyak 8 speaker, terdapat juga fitur konektivitas dengan smartphone seperti Apple CarPlay dan Android Auto, serta fitur-fitur lainnya yang menunjang keamanan dan kenyamanan dari mobil ini.
Salah satunya adalah kluster instrumen dengan layar LCD sebesar 10,25 inci-nya sangat memanjakan mata kami, informasi yang diberikan sangat lengkap dan membuat tampilan dasbor dari Creta ini semakin premium seperti produk-produk Hyundai yang lebih mahal seperti Santa Fe dan Staria. Karakter suspensi dari Hyundai Creta juga sangat baik dalam meredam guncangan saat melalui jalanan beton di area GIIC ini.
Namun ada sedikit catatan di suspensi belakang yang masih agak memantul bila diisi kurang dari 3 orang, menurut kami ini untuk mengkompensasi bobot mobil ketika kabin terisi penuh. Secara keseluruhan, kenyamanan berkendara di Hyundai Creta ini sudah cukup baik untuk sebagian besar jalanan di Indonesia.
Setelah makan siang, giliran kami untuk ‘menggerebek’ pabrik Hyundai di Cikarang ini. Destinasi pertama kami adalah pabrik oksigen. Ya, didalam kompleks pabrik Hyundai ini ada satu bangunan yang ditujukan untuk memproduksi oksigen yang sudah lebih dulu rampung sebelum bagian pabrik lainnya berdiri. Pabrik oksigen ini dibangun di pertengahan tahun 2021 yang pada saat itu sedang terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Hebatnya, Hyundai hanya butuh waktu 1,5 bulan untuk membangun pabrik oksigen sekaliber ini yang normalnya bisa membutuhkan waktu lebih dari 6 bulan, dan yang membuat kami takjub adalah mereka dapat memproduksi 20 tabung oksigen setiap jam! Hal ini sangat membantu masyarakat sekitar terutama pasien-pasien kritis Covid-19 di rumah sakit terdekat.
Pemberhentian kedua adalah Safety Training Center, bangunan ini merupakan tempat pelatihan keselamatan yang dapat mengurangi berbagai jenis kecelakaan kerja. Bahkan mereka mempunyai fasilitas pelatihan berbasis virtual reality (VR) yang bisa digunakan untuk latihan keselamatan kerja di tempat yang sangat berbahaya, contohnya seperti pekerja gedung pencakar langit. Di bangunan ini juga ada fasilitas labirin untuk mensimulasikan cara menyelamatkan diri ketika di dalam bangunan yang sedang terbakar.
Saat kami diberi kesempatan mencoba fasilitas ini, kami sangat mengagumi suasana yang ditimbulkan dari efek suara dan gerakan di labirin ini yang seakan-akan kami berada di gedung terbakar sungguhan. Fasilitas pelatihan keselamatan kerja ini diharapkan dapat mengedukasi banyak orang, tak hanya pekerja-pekerja Hyundai namun juga untuk masyarakat umum.
Pemberhentian ketiga di tur pabrik ini adalah gedung stamping/press. Disinilah awal dari proses pembuatan mobil-mobil Hyundai yang akan dirakit di pabrik ini, salah satunya adalah Creta. Mesin press raksasa disini mampu menekan lempengan baja dengan kekuatan 5.600 ton sebelum di las menggunakan robot-robot pintar untuk dijadikan bodi mobil yang utuh. Setelah proses pengelasan, bodi mobil dibawa menggunakan conveyor belt ke bagian pengecatan.
Setelah proses pengecatan, bodi mobil memasuki gedung assembly yang menandakan proses perakitan mobil hampir selesai. Disini, bodi mobil akan digabungkan dengan mesin dan transmisi serta panel-panel interior dan eksterior. Semua tahap perakitan dilakukan menggunakan metode yang ramah pekerja, bahkan Hyundai merupakan pabrik pertama di Indonesia yang mengimplementasikan wearable bionic devices untuk mempermudah pekerja dalam merakit mobil. Setelah rampung dirakit, setiap mobil akan melakukan sejumlah tes yang memastikan mobil laik jalan sebelum di kirim ke konsumen.
Nantinya, pabrik yang bisa menampung 3.720 pekerja ini akan merakit model-model Hyundai lainnya seperti Santa Fe, Ioniq 5, dan calon Low MPV mereka, Stargazer. Selain memenuhi permintaan pasar otomotif dalam negeri, pabrik ini juga akan memproduksi model-model untuk diekspor ke negara-negara tetangga seperti Thailand.