KENDARA.ID – Seperti yang kita tahu, Korea Selatan adalah salah satu negara paling berpengaruh di dunia saat ini, termasuk di segmen otomotif. Maka dari itu PT. Hyundai Motor Indonesia (HMID) mengundang jurnalis-jurnalis nasional untuk mengunjungi tempat kelahiran dari merk otomotif berlogo “H” miring ini.
Pada hari pertama, kami tiba di Bandara Internasional Incheon di pagi hari yang disambut dengan hujan lebat dikarenakan musim monsun yang sedang terjadi di Semenanjung Korea ini. Berkendara dengan bus menuju ke kota Seoul, pastinya kami langsung bertemu dengan mobil-mobil merk lokal seperti Hyundai, Kia, Ssangyong dan lain-lain. Uniknya, mobil-mobil premium yang kerap ditemukan di jalanan Indonesia banyak menjadi taksi disini, seperti Hyundai Ioniq 5, Ioniq 6, Staria, Sonata, dan Kia Carnival.
Memasuki jalan tol ada fenomena janggal yang cukup mengagetkan bagi kami, yaitu penggunaan lampu hazard pada cuaca buruk. Ya, perbuatan tidak patut ditiru yang kerap terjadi di jalanan Indonesia ternyata turut dilakukan juga di Korea Selatan. Mungkin hal ini dikarenakan peraturan lampu kabut belakang yang tidak diwajibkan untuk pabrikan Korea Selatan, namun ada beberapa mobil merk asing yang menggunakan lampu kabut belakang dengan baik.
Berbicara tentang merk asing, Korea Selatan memiliki rasa nasionalis yang tinggi sehingga untuk menemukan brand mobil non-lokal disini agak sulit namun bukan berarti tak ada sama sekali. Banyak sekali merk-merk Eropa seperti BMW, Mercedes-Benz, Audi, dan beberapa model Renault yang bekerja sama dengan merk lokal, Samsung.
Selain itu, keinginan masyarakat Korea Selatan akan mobil-mobil Amerika Serikat cukup tinggi. Sering sekali kami menemukan brand asal negeri Paman Sam seperti Chevrolet Spark, Orlando, Trailblazer, Captiva, Trax, Cruze, Malibu, dan Impala, wajar karena Chevrolet juga bekerjasama dengan merk lokal, Daewoo, sejak lama. Lalu kami juga menemukan Ford Explorer dan bahkan Ford Bronco! Lalu, bagaimana dengan merk Jepang?
Sudah menjadi rahasia umum bila Korea Selatan ‘menjaga jarak’ dengan Jepang, hal itu pun turut dicerminkan dengan langkanya pemandangan mobil Jepang di jalanan Korea Selatan. Mobil-mobil Jepang mainstream di luar negeri seperti Honda Accord, Honda CR-V, Toyota Prius, dan Toyota Camry sangat jarang ditemukan disini. Uniknya, beberapa mobil Jepang yang kami temukan disini terlihat seperti spek-Amerika Serikat yang dapat ditandai dari side marker berwarna jingga di samping lampu depan.
Selain keberagaman jenis mobil disini, ada hal yang juga mengejutkan tentang budaya otomotif di Korea Selatan, yaitu gaya berkendara yang mirip sekali dengan masyarakat Indonesia. Seperti yang kita tahu, Indonesia bukanlah negara yang paling tertib berlalu-lintas, dan ternyata di Korea Selatan (atau setidaknya di kota Seoul) ini tak jauh berbeda. Kerap kami temukan ada mobil yang berpindah lajur tanpa memberi isyarat lampu sein, penggunaan klakson yang berlebihan, bahkan bis yang kami tumpangi pun kadang kerap ‘rebutan’ lajur dengan pengendara lainnya. Namun untuk pelanggaran lalu lintas berat seperti melawan arah, melanggar marka jalan atau menerobos lampu merah belum kami temukan disini, semoga saja tidak.
Nantikan artikel kami selanjutnya karena ini baru saja rangkuman dari hari pertama kami di Korea Selatan. Stay tune!