KENDARA.ID – Toyota Astra Motor (TAM) secara resmi meluncurkan All New Yaris Cross pada bulan Mei 2023 lalu. SUV kompak ini memiliki dua jenis penggerak yang sama-sama berkapasitas 1.500cc 4-silinder.
Mesin pertama adalah mesin 2NR-VE Dual VVT-i dengan tenaga 106 PS dan torsi 138 N.m, dan ya, mesin ini sama dengan yang digunakan oleh Avanza, Veloz dan Vios. Transmisi yang digunakan pun serupa, manual 5-percepatan dan otomatis berjenis Dual Mode CVT (D-CVT) ala produk berbasis Daihatsu New Global Architecture (DNGA) lainnya.
Mesin kedua cukup spesial karena powertrain ini merupakan world premiere yang belum pernah digunakan pada lineup Toyota sebelumnya, mesin 1.500cc 4-silinder berkode 2NR-VEX bertenaga 91 PS/121N.m yang dipadukan dengan motor listrik berkekuatan 80 PS/141N.m dan baterai lithium-ion berkapasitas 0,7 kWh.
Mesin ini juga memiliki Atkinson cycle yang berbeda dengan siklus bakar Otto pada mesin bensin konvensional yang sudah kami jelaskan di atas. Sebagai informasi, siklus bakar Atkinson memiliki prinsip yang menunda penutupan intake valve untuk memberikan pembakaran bensin yang lebih efisien dan maksimal di setiap siklus bakar, berujung ke konsumsi BBM yang lebih irit. Kekurangan dari Atkinson cycle ini ialah penurunan tenaga pada putaran rendah bila dibandingkan dengan mesin serupa dengan siklus bakar Otto, namun kekurangannya dapat ditutupi oleh tenaga dari motor listriknya yang instan.
Yaris Cross Hybrid juga merupakan model perdana Toyota yang dirakit lokal dengan baterai lithium-ion. Sebelumnya Toyota juga telah merakit Kijang Innova Zenix Hybrid, namun ia masih menggunakan baterai berjenis Nickel-Metal Hydride (NiMH) yang telah digunakan oleh lineup hybrid Toyota sejak lama.
Pada saat peluncurannya, Chief Engineer Toyota Yaris Cross, Toru Uda, menjelaskan alasan untuk memilih baterai lithium-ion pada varian hybrid. Menurutnya baterai jenis ini memiliki beberapa kelebihan dari baterai berjenis nikel, salah satunya ialah ukuran yang lebih kecil.
“Dengan kapasitas yang setara, ukuran baterai lithium-ion dapat lebih ringkas,” jelas Uda. “Hal ini berdampak positif pada kelegaan kabin yang tidak mengorbankan akomodasi ruang bagasi,” tambahnya.
Selain ukuran yang lebih kecil, Uda juga menjelaskan bahwa baterai lithium-ion memiliki penyaluran energi yang lebih baik.
“Performa energi listrik yang dihasilkan dapat lebih optimal,” jelas Uda. “Arus listrik yang lebih cepat sehingga bisa mematikan mesin lebih awal dan tenaga listrik yang instan dapat menggantikan peran mesin bakar. Jarak tempuh dengan mode EV atau saat paralel antara mesin dan motor listrik dapat lebih jauh dengan kapasitas baterai yang lebih terjaga,” klaim Uda.