KENDARA.ID – Segmen SUV dibawah Rp 300 jutaan cukup terbatas pilihannya di Indonesia. Di harga tersebut, anda dapat memilih SUV 7-seater seperti Rush, Terios, BR-V, XL7 dan Xpander Cross. Atau ada juga SUV 5-seater yang pilihannya lebih terbatas lagi yaitu S-Cross atau HR-V tipe bawah. Nah, bakalan ada satu segmen SUV baru akan segera lahir di Indonesia, yaitu compact SUV A-segment atau A-SUV. Disebut A-segment karena kelas diatasnya yang berisi HR-V, S-Cross, Seltos dkk merupakan B-segment (B-SUV).
Segmen A-SUV (dibawah Rp 300 jutaan, panjang 4,0 meter) dapat mengisi kekosongan antara segmen hatchback yang dihuni Jazz dan Yaris yang penjualannya terus menurun, dan segmen compact SUV yang berisi Honda HR-V dkk. HR-V yang harganya cukup mahal terbukti dapat menuai kesuksesan di Indonesia, pastinya membuat mobil yang serupa namun lebih murah dan lebih kecil akan sangat menarik.
Suksesnya HR-V secara tidak langsung menyebabkan penurunan penjualan kelas hatchback. Pada 2011, di segmen hatchback B-segment (Jazz, Yaris dkk) ada 17 model yang dipasarkan oleh 13 APM dengan total penjualan sekitar 57 ribu unit. Pada 2019, tinggal tersisa 6 model dengan total penjualan hanya 26 ribu unit, diduga banyak yang beralih ke compact SUV atau low SUV. Ini membuktikan potensi segmen A-SUV terbuka sangat lebar.
Menurut penerawangan kami, segmen ini akan segera booming dengan diluncurkannya Toyota Raize dan Daihatsu Rocky di Indonesia pada semester 2 2020 atau semester 1 2021. Nantinya, segmen ini juga akan ikut diramaikan dengan sejumlah mobil impor.
Segmen ini sudah cukup lama menjadi segmen favorit di India. Segmen A-SUV dapat berkembang di India karena subsidi pajak yang diberikan pemerintah India untuk mobil dengan panjang dibawah 4 meter. Maka dari itu, pabrikan disana berlomba-lomba membuat mobil dengan panjang 3.990 hingga 3.999 mm untuk mengakali pajak.
Di India, ada enam pemain di kelas A-SUV ini. Mulai dari Suzuki yang meraup kesuksesan dengan Vitara Brezza, Ford Ecosport, Hyundai Venue, Honda WR-V, Tata Nexon dan Mahindra XUV300, serta ada tiga calon pendatang baru. Dari enam mobil ini, yang berpeluang paling besar masuk Indonesia adalah Venue. Sementara menurut kami WR-V dan Vitara Brezza sudah kehilangan momen untuk sukses di Tanah Air, mengingat model keduanya sudah cukup tua. Apalagi, WR-V berbasis dari Jazz GK5 yang sudah 6 tahun dijual di Indonesia.
Maka dari itu, selain diproduksinya Raize-Rocky secara lokal, kami melihat peluang empat APM di Indonesia untuk mengimpor produk A-SUV dari India ke Indonesia. Diantaranya adalah Kia, Hyundai, Renault dan Nissan. Apalagi, merek tersebut (kecuali Nissan) sudah memiliki kebiasaan untuk mengimpor produk dari India.
Segmen ini memiliki kesamaan yaitu seluruhnya memiliki panjang 4 meter, mesin 1.0-1.5 L baik bensin atau diesel dan turbo maupun naturally aspirated dengan output sekitar 100 hp. Rocky dan Raize memenuhi seluruh kriteria tersebut dengan panjang 3.995 mm dan mesin 1.0 turbo 1KR-VET dengan tenaga 98 PS dan torsi 140 Nm.
Nantinya Rocky-Raize mulai tahun depan akan ditantang juga oleh empat mobil ini:
Kia Sonet
SUV kecil ini diyakini akan masuk Indonesia antara tahun ini atau tahun depan. Petinggi PT Kreta Indo Artha telah memberikan kode mengenai produk selanjutnya yang akan dipasarkan di Indonesia.
“Ada segmen di mana Kia belum pernah bermain di situ. Segmen ini sangat menjanjikan. Maka itu, dua produk baru kami nanti akan mengisi segmen tersebut,” kata Ario Soerjo, Marketing and Development Div. Head Kreta Indo Artha pada peluncuran Seltos Januari lalu. Salah satunya hampir dipastikan adalah Kia Sonet.
Petinggi Kreta Indo Artha juga membocorkan akan ada world premiere Kia di GIIAS 2020 mendatang. Mungkinkah mobil yang dimaksud adalah Sonet versi produksi?
Kia Sonet sebelumnya telah menampakkan wujudnya dalam bentuk mobil konsep di ajang Auto Expo India 2020. Mobil ini akan diproduksi di India dan akan mengisi pasar SUV dengan panjang dibawah 4 meter yang dihuni oleh Suzuki Vitara Brezza, Hyundai Venue maupun Ford Ecosport. Versi produksinya dikabarkan akan dijual mulai Agustus 2020.
Bercokol di segmen A-SUV artinya Sonet diposisikan dibawah Kia Seltos. Maka, dapat diprediksi harga Sonet akan berada di bawah Seltos, mungkin di kisaran Rp 250-300 jutaan. Harga ini sangat memungkinkan karena sama seperti Seltos, mobil ini bakal diimpor dari India.
Katanya, Sonet akan ditawarkan dengan tiga varian mesin yaitu 1.0 L turbo 3 silinder dengan tenaga 118 hp, 1.2 L 4 silinder bertenaga 83 hp atau mesin 1.5 L turbodiesel dengan tenaga 99 hp dengan torsi 225 Nm. Kemungkinan, salah satu atau salah dua dari mesin ini akan dipilih untuk masuk Indonesia.
SUV ini akan diluncurkan di India pada Agustus 2020 mendatang. Oh ya, nama Sonet ini kemungkinan harus diganti, soalnya permohonan trademark ‘Sonet’ ditolak oleh pemerintah India karena sudah digunakan perusahaan kloset.
Hyundai Venue
SUV yang satu ini adalah saudaranya Kia Sonet. Menggunakan platform dan mesin yang sama, Venue sudah dirilis duluan secara global sejak pertengahan 2019 lalu. Venue ini dibuat oleh dua pabrik, yaitu pabrik di Korea untuk pasar negara maju dan pabrik India untuk negara berkembang. Venue Korea dan India punya spesifikasi teknis yang sedikit berbeda.
Sebenarnya, pada kuartal 4 2021 mendatang, Hyundai bakal mengoperasikan pabriknya di Indonesia (Hyundai Motor Manufacturing Indonesia). Namun, kami meragukan kalau mobil ini akan dirakit di Indonesia mengingat pembagian produksi Venue secara global sudah cukup jelas, antara Korea dan India. Yang sudah dipastikan akan diproduksi di Indonesia adalah sebuah LMPV pesaing Xpander. Lagipula, pemerintah Indonesia telah menyetujui rencana impor 50 ribu unit mobil oleh Hyundai selama 2019-2024. Besar kemungkinan, Venue sebagai salah satu produk terjangkau Hyundai akan masuk Indonesia dengan jalur impor utuh dari India.
Pilihan mesinnya juga sama dengan Kia Sonet, dan apabila masuk Indonesia biasanya yang lebih dipilih adalah versi mesin bensin.
Nissan Magnite
Nissan memang belum pernah mengimpor produk dari India. Namun, dengan portofolio produk yang menipis dengan volume penjualan yang tidak besar, sudah sepantasnya Nissan Indonesia memperkenalkan volume maker. Nissan Magnite yang akan diluncurkan Agustus 2020 mendatang di India sebagai mobil segmen A-SUV berdesain cantik dapat menjadi pilihan bagi NMI.
Seperti Kiger, mobil ini berbagi platform dan mesin dengan Renault Triber. Makanya, dikabarkan Nissan dan Renault dapat menekan harga dua mobil ini dibawah rival-rivalnya.
Magnite dikabarkan akan menggunakan fitur lengkap sebagai senjata utamanya. Misalnya, fitur seperti sunroof, kamera 360, serta head unit canggih akan tersedia pada tipe tertinggi.
Mesin yang ditawarkan nantinya ada dua, yaitu 1.000 cc 3 silinder berkode BR10 seperti milik Renault Triber dengan tenaga 72 hp dan 1.000 cc 3 silinder turbo berkode HRA0 dengan tenaga 100 hp. Mesin turbo tersebut sudah digunakan pada Nissan Almera baru.
Menurut kami, mobil ini apabila harganya tepat akan cukup sukses di pasar Indonesia sebagai pelengkap dari Kicks yang lebih mahal.
Renault Kiger (HBC)
Renault Maxindo saat ini menjual Kwid, Triber, Duster dan Koleos. Tiga dari empat mobil tersebut diimpor secara utuh dari India. Masuk akal, karena India adalah negara terdekat yang menjual produk dengan harga terjangkau. Nah, Renault India akan segera memperkenalkan A-SUV baru pada semester 2 tahun ini dan sangat masuk akal apabila dijual juga di Indonesia.
Menggunakan kode internal Renault HBC, dirumorkan bahwa mobil ini nantinya akan dinamai Renault Kiger. Kiger akan bersaudara dengan Nissan Magnite, jadi mereka menggunakan platform yang sama baik pada sektor mesin, kaki-kaki dan elektrikal. Kerja sama seperti ini sudah dapat terlihat pada Nissan Kicks-Renault Captur versi India.
Yang membedakan diantara keduanya nantinya adalah desain dan konfigurasi fitur dan tipe. Makanya, pada segi harga Kiger juga akan serupa dengan Magnite. Begitu juga mesinnya yang sama-sama menggunakan mesin 1.0 naturally aspirated dan 1.0 turbo.
Kesimpulannya, dengan banyak model yang benar-benar baru dan fresh, kami memprediksi segmen ini akan booming sekitar tahun depan dan berpotensi akan mengganggu segmen city car, compact hatchback dan compact SUV sekelas HR-V.