KENDARA.ID – Belakangan ini, muncul kabar bahwa Toyota akan menghentikan produksi Kijang Innova bermesin diesel di Indonesia. Penyebabnya, Toyota disebut-sebut akan meluncurkan Innova bermesin bensin hybrid yang lebih canggih dan ramah lingkungan. Sontak, netizen menyayangkan dan mempertanyakan keputusan tersebut karena popularitas Kijang Innova Diesel yang sedang tinggi-tingginya.
Pada generasi kedua Kijang Innova yang sering disebut Innova Reborn, tersedia dua mesin yakni 2.0 bensin dan 2.4 diesel. Mesin bensinnya mengandalkan mesin 1.998 cc bertenaga 139 PS dengan torsi 190 Nm. Mesin ini berkode 1TR-FE, bagian dari TR series yang telah diproduksi sejak 2004. Sementara mesin dieselnya berkode 2GD-FTV, berkapasitas 2.393 cc dengan output 149 PS dan torsi 343 Nm (manual) atau 360 Nm (matic). Di atas kertas, mesin diesel Innova Reborn memang lebih menjanjikan, namun harus ditebus dengan biaya ekstra sekitar Rp 30 jutaan dibanding Innova bensin.
Bukan hanya kelebihan diatas kertas, konsumen juga menyukai Innova Diesel karena konsumsi BBM-nya yang disebut lebih hemat. Ditambah lagi, tidak sedikit pengguna Innova Diesel yang menggunakan bahan bakar subsidi yaitu Bio Solar yang harganya dijaga sangat rendah (saat ini di angka Rp 6.800 per liter) sehingga biaya operasionalnya jauh lebih murah dibanding Innova bermesin bensin.
Namun muncul pertanyaan, apakah Innova Diesel selalu populer dari dulu? Bukannya dahulu Innova lebih identik dengan mesin bensin? Bagaimana perbandingan penjualan Innova bensin vs diesel? Kami punya datanya dari tahun 2005 hingga 2022 sekarang.
Kijang Innova pertama diluncurkan pada September 2004. Sosoknya yang lebih modern dibanding Kijang kapsul mengundang konsumen yang melakukan pemesanan hingga inden cukup panjang. MPV ini saat itu menggunakan mesin bensin 1.998 cc bertenaga 136 PS dengan torsi 190 Nm dengan kode 1TR-FE, atau mesin diesel 2.494 cc berkode 2KD-FTV dengan tenaga 102 PS dan torsi 200 Nm (manual) atau 260 Nm (matic).
Data ini kami peroleh dari Gaikindo, namun tidak tersedia untuk data penjualan tahun 2004. Pada 2005, Kijang Innova Diesel hanya menyumbang sebesar 8% dari penjualan keseluruhan Kijang Innova. Persepsi konsumen yang kurang baik pada mesin diesel yang digunakan Kijang kapsul diduga menjadi penyebabnya. Saat itu harga Innova Diesel lebih mahal Rp 15,5 juta dibandingkan versi bensinnya. Tentu signifikan, mengingat starting price Innova saat itu hanya Rp 139,5 juta (tipe 2.0 E) dan melonjak ke Rp 223 juta untuk tipe 2.5 V. Ada satu lagi tipe yang lebih mahal, yaitu tipe 2.7 V yang dipasarkan dengan harga Rp 270 juta dan hanya terjual sekitar 500 unit saja sebelum dihentikan penjualannya.
Pada 2006, penjualan Kijang Innova merosot tajam dari yang sebelumnya menembus 82 ribu sepanjang tahun 2005 menjadi 38 ribu unit. Hal ini diyakini karena kenaikan harga BBM subsidi jenis Premium pada 2005 yang meningkat drastis dari sebelumnya Rp 1.810 per liter menjadi Rp 4.500 per liter. Konsumen cenderung beralih ke mobil yang lebih kecil dan lebih hemat BBM seperti Avanza, yang sukses jadi mobil terlaris di Indonesia pada 2006. Kenaikan harga BBM ini juga berimbas pada proporsi penjualan Kijang Innova Diesel yang tadinya menyumbang 8 persen dari penjualan keseluruhan, naik menjadi 14% di 2006.
Sempat turun di 2007, share penjualan tipe diesel pada Kijang Innova melonjak ke 25% pada 2008. Puncaknya untuk Kijang Innova generasi pertama adalah pada tahun 2012, dimana 37% dari Kijang Innova yang terjual menggunakan mesin diesel.
Peluncuran Kijang Innova generasi baru pada 2015 merupakan turning point untuk versi dieselnya, karena telah menggunakan mesin generasi baru yang lebih hening dan bertenaga. Seiring dengan berubahnya persepsi masyarakat terhadap mesin diesel terutama mesin GD series buatan Toyota, proporsi penjualan Innova Diesel mulai naik perlahan dari 38% di akhir 2015 (November-Desember), sampai kemudian mengalahkan Innova bensin pada 2018 dengan persentase 53%. Bahkan, puncak tertinggi penjualan Innova Diesel adalah di tahun 2022 (hingga Agustus) yang mencapai 72%, walaupun Innova Diesel telah beralih ke mesin dengan standar Euro 4 yang secara resmi mensyaratkan BBM berkualitas tinggi seperti Pertamina Dex.
Apabila ditotal dari data yang ada yaitu 2005 sampai Agustus 2022, Innova bensin telah terjual 602.099 unit, sementara Innova Diesel sebanyak 326.571 unit. Dibagi per generasi, Innova bensin generasi pertama jumlahnya 443.620 unit, sedangkan Innova Diesel generasi pertama mencapai 136.981 unit. Sedangkan untuk generasi kedua (Innova Reborn), populasi versi bensin sebanyak 158.479 unit sementara versi diesel 189.590 unit. Artinya, lebih banyak populasi Innova Diesel generasi Reborn dibanding Innova Diesel generasi sebelumnya.
Namun begitu, diyakini tahun 2022 adalah tahun terakhir kesuksesan Innova Diesel. Innova generasi terbaru akan diluncurkan pada November 2022 dengan mesin 2.0 bensin dan 2.0 hybrid. Menurut informasi yang beredar, Innova Diesel dengan wujud seperti sekarang produksinya akan terus dilanjutkan secara terbatas, karena hanya tersedia tipe G manual untuk melayani konsumen fleet.
Akankah kesuksesan Innova Diesel dilanjutkan oleh Innova Hybrid yang lebih canggih?